Referendum untuk Papua, NKRI [Bukan] Harga Mati


Rencana terbaru AS yang akan menempatkan marinir-nya di Darwin (australia), bagi saya, adalah sinyal nyata bahwa masalah Papua sudah mendekati klimaks. Seperti yang sudah saya sinyalir dalam tulisan terdahulu,  selama Freeport kokoh di Papua maka selama itu pula dukungan AS untuk integrasi Papua ke NKRI adalah harga mati. Namun, kecenderungan sekarang berbeda. Demonstrasi yang mendekati 100 hari di kawasan Freeport oleh para karyawannya, Kongres Adat Papua III yang diberangus oleh aparat Indonesia, OTSUS yang gagal, demonstrasi mahasiswa yang terus berkelanjutan, pelanggaran HAM selama Papua dalam NKRI, dan lobi Internasional yang dilakukan oleh anggota dan simpatisan OPM, semakin mendekatkan kepada kata: REFERENDUM.
Referendum diyakini oleh kalangan tertentu adalah harga mati untuk solusi Papua, dan AS sebagai sekutu Indonesia selama ini sepertinya meng-amini-nya. Bukti terbaru ialah pangkalan militer AS di Darwin. Skenarionya seperti ini: marinir mereka di Australia adalah sebagai pendukung kalau Papua kacau, dan marinir mereka akan mendukung habis-habisan kepada pejuang OPM. Pernyataan pihak AS yang mulai “melihat kembali” kebijakan RI di Papua semakin hari akan menjadi jelas tidak mendukung lagi Papua tetap dalam NKRI.  Dengan demikian, AS mulai [berencana dengan nyata] akan meninggalkan dukungannya selama ini terhadap Indonesia karena keberadaan Freeport semakin terancam. “Uang keamanan”  untuk TNI dan Polri telah meruntuhkan hati nurani bangsa ini, terlebih berbagai masalah yang terjadi terkait dengan Freeport terhadap rakyat Papua.
Selama pemerintah SBY lambat bertindak, salah satunya karena pemerintah tidak memiliki konsep dalam mengatasi konflik di masyarakat, referendum untuk Papua adalah bukan mustahil, dan jelas sudah bahwa NKRI bukan lagi harga mati.
Bersiaplah penulis dan pengajar sejarah untuk membuat penjelasan baru….

Sumber

0 comments:

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar dan kalau mau bertanya, saran, atau apapun mohon lebih baik sertakan nama dan alamat email, sebaiknya jangan memakai Anonymous Users

 
;