•Berdiri tegak menghadap kiblat
Menghadapkan jiwa raga kepada satu Dzat Yang Maha Esa dan Maha Segalanya. Takbiratul Ihram berasal dari dua kata : Takbir (ucapan Allahu Akbar) dan Ihram (pengharaman), ketika dua kalimat ini digabung maka bermakna : Ucapan takbir yang memulai pengharaman dari melakukan hal-hal yg dilarang dalam shalat. Seperti makan, minum, berbicara kepada selain Allah SWT dan Rasul SAW dan hal-hal yang diajarkan Rasulullah SAW sebagai mubthilat (yg membatalkan) shalat.
Bersedekap
Sedekap ini bukan merupakan rukun shalat, bila tak dikerjakan tak membatalkan shalat, yang merupakan rukun adalah berdiri dalam shalat wajib bagi yang mampu dan membaca Al-fatihah
•Mengangkat tangan saat takbir
Lambang penyerahan diri secara total kepada Allah SWT.
•Ruku
Lambang hormat dan mengagungkan Dzat Yang Maha Kuasa serta mengingatkan kelemahan dan ketidakberdayaan diri kita. Ruku secara bahasa adalah menunduk. Secara Syar’an adalah menundukkan badan hingga kedua telapak tangan meraih/bersandar pada kedua lututnya, dan bahwa Rukunya Rasulullah SAW itu tepat dalam posisi 90 derajat, hingga andai ditaruh sebuah gelas dipunggungnya niscaya tak tumpah, menunjukkan lurusnya posisi punggung beliau dalam 90 derajat
•Sujud
Lambang ketundukan dan kepasrahan secara total kepada AllahSWT. Karenanya diharamkan sujud kecuali kepada-Nya. Secara bahasa adalah merendahkan diri serendah rendahnya. Secara syar’an adalah meletakkan 7 anggota sujudnya pada bumi tempat ia melakukan shalat, yaitu kedua telapak tangan, kedua lutut, kedua kaki, dan dahinya, dengan mengangkat belakang tubuhnya lebih tinggi dari posisi dahinya, melambangkan kerendahan yg serendah rendahnya atas dahi.
•Pengulangan sujud dua kali
Sujud pertama mengingatkan asal-usul manusia yang diciptakan dari tanah, dan sujud kedua mengingatkan akhir perjalanan hidup manusia (cepat atau lambat) pasti kembali ke dalam tanah.
“Dari tanah kamu sekalian Kami ciptakan, ke dalam tanah Kami kembalikan, dan dari dalam tanah pula Kami keluarkan lagi kamu sekalian.” (Q.S. 20:55).
• Berulang-ulang sujud
Melambangkan penampilan 100% berbeda dengan syetan yang menolak sujud meskipun hanya 1 kali.
“Sesungguhnya seorang hamba itu sujud di hadapan Tuhannya syetan akan segera menyingkir sambil menangis.” (al-Hadits).
• Menoleh ke kanan dan ke kiri dengan ucapan salam
Lambang ikrar di hadapan Allah setelah beraudiensi dengan-Nya, bahwa kemanapun pergi harus senantiasa menebar salam (kedamaian), rahmat (kasih sayang), dan barakah (tambahan kebaikan) untuk siapapun dan bahkan untuk apapun, sesuai dengan misi Rasulullah saw.
“Dan Kami utus engkau hanya semata-mata untuk menebar
rahmat untuk alam semesta.” (Q.S. 921:107).
Salam adalah ucapan dari rukun shalat yg terakhir dg niat selesai dari shalat, ucapan salam yang pertama merupakan rukun shalat, dan salam yang kedua adalah sunnah, mengenai kepada siapa ucapan tersebut memang banyak khilaf, namun bukan itu daripada tujuan utama mengucapkan salam, karena tujuan utama dari salam dan seluruh gerakan shalat adalah Ittiba; lirrasul SAW dengan landasan perintah Allah SWT dengan puluhan ayat pd Al-Qur’anulkarim yang memerintahkan kita taat kepada Rasulullah SAW, dan mengikuti perintah beliau.Dalil mengenai gerakan shalat dapat anda rujuk ratusan hadits pada Shahih Bukhari, Muslim dan seluruh buku-buku Hadits Bab Shalat, bagaimana dijelaskan sujud beliau SAW, ruku beliau SAW, perintah beliau untuk meratakan shaf, mengeraskan suara pada bacaan Fatihah dan surat di shalat magrib, isya dan subuh, dan seluruh rukun shalat berlandaskan hadits shahih.
Sebagai seorang mualaf saya sangat berterima kasih atas keterangan-keterangan diatas, hanya saya masih punya uneg-uneg, yaitu kenapa dalam sholat sunah baik kabliyah maupun ba'diyah orang -orang yang saya lihat cepat selesainya, kadang saya baru baca Al-Fatihah saja mereka sudah salam, apa ada tuntunannya. Wass.
ReplyDelete